Hakim sebagai wakil tuhan, menyatakan bahwa Anas Urbaningrum dinyatakan bersalah, namun anas tetap membela diri bahwa putusan hakim tidaklah adil. Anas sebagai terdakwa mengajak hakim untuk melakukan sumpah mubahalah. Bagaimana kasus ini dilihat dari kacamata psikologi forensik? simak pernyataan Reza indragiri sebagai ahli psikologi forensik.
Berikut adalah pernyataan Reza:
Drama yang dimainkan oleh Anas adalah Ironi intimidasi, yaitu bagaimana seseorang yang dinyatakan hakim bersalah sebagai pelaku kejahatan tenyata bermain drama sedemikian rupa untuk menggeser persepsi publik. tidak lagi melihat sosok itu sebagai seoarang penjahat, tidak lagi melihat sosok itu sebagai seorang musuh, tapi seolah - olah sebagai korban. Reza mengatakan ini "lagu lama" Lagi - lagi lagu lama. Harus kita ingat, ada riset mengatakan: "Bahwa hakim adalah tetap manusia sedikit banyak membaca expresi apakah terdakwa ini benar-benar bersalah atau tidak" kalau hakim teryata merasa atau menilai lisan, tindak tanduk terdakwa tidak menunjukan bersalah atau menyesal, ada kemungkinan derajat hukuman akan lebih tinggi lagi.
Kembali reza mengatakan, "Anas harus berhati - hati" walaupun putusan hakim sudah menyatakan anas bersalah, dengan dijatuhkannya vonis hukuman selama 8 tahun penjara dan denda sebesar 300 juta rupiah atau diganti dengan hukuman selama tiga (3) bulan kurungan penjara.
Reza menyesalakan perbuatan Anas, yang sampai hari ini dia tidak menunjukan perasaan tidak bersalah, bahkan reza mengatakan bahwa Anas seolah-olah merendahkan posisi hakim. Anas juga punya riwayat kejahatan yang terbukti kata Hakim persidangan berulang kali melakukan pidana pencucian uang, dan ditambah lagi nanti di lembaga pemasyarakatan hampir bisa dipastikan tidak ada rehabilitasi, karena tidak ada pembenahan terhadap tabiat dan perilaku Anas. Maka, delapan (8) tahun dari sekarang, kalau Anas kembali ketengah masyarakat, sungguh saya khawatirkan. Berdasarkan Teori, Potensi Residivisnya akan tinggi / Potensi untuk mengulangi itu akan tinggi. Ungkap Reza. (25/09/2014)
More tag line from google search.... :
Berikut adalah pernyataan Reza:
Drama yang dimainkan oleh Anas adalah Ironi intimidasi, yaitu bagaimana seseorang yang dinyatakan hakim bersalah sebagai pelaku kejahatan tenyata bermain drama sedemikian rupa untuk menggeser persepsi publik. tidak lagi melihat sosok itu sebagai seoarang penjahat, tidak lagi melihat sosok itu sebagai seorang musuh, tapi seolah - olah sebagai korban. Reza mengatakan ini "lagu lama" Lagi - lagi lagu lama. Harus kita ingat, ada riset mengatakan: "Bahwa hakim adalah tetap manusia sedikit banyak membaca expresi apakah terdakwa ini benar-benar bersalah atau tidak" kalau hakim teryata merasa atau menilai lisan, tindak tanduk terdakwa tidak menunjukan bersalah atau menyesal, ada kemungkinan derajat hukuman akan lebih tinggi lagi.
Kembali reza mengatakan, "Anas harus berhati - hati" walaupun putusan hakim sudah menyatakan anas bersalah, dengan dijatuhkannya vonis hukuman selama 8 tahun penjara dan denda sebesar 300 juta rupiah atau diganti dengan hukuman selama tiga (3) bulan kurungan penjara.
Reza menyesalakan perbuatan Anas, yang sampai hari ini dia tidak menunjukan perasaan tidak bersalah, bahkan reza mengatakan bahwa Anas seolah-olah merendahkan posisi hakim. Anas juga punya riwayat kejahatan yang terbukti kata Hakim persidangan berulang kali melakukan pidana pencucian uang, dan ditambah lagi nanti di lembaga pemasyarakatan hampir bisa dipastikan tidak ada rehabilitasi, karena tidak ada pembenahan terhadap tabiat dan perilaku Anas. Maka, delapan (8) tahun dari sekarang, kalau Anas kembali ketengah masyarakat, sungguh saya khawatirkan. Berdasarkan Teori, Potensi Residivisnya akan tinggi / Potensi untuk mengulangi itu akan tinggi. Ungkap Reza. (25/09/2014)
More tag line from google search.... :
kekayaan anas urbaningrum, profil anas urbaningrum, anas urbaningrum biografi, anas urbaningrum korupsi
berita anas urbaningrum, anas urbaningrum biodata, anas urbaningrum jadi tersangka, anas urbaningrum dicopot
0 Response to "Anas Urbaningrum dimata Reza Indragiri seorang Psikologi Forensik."
Posting Komentar